Sekolah Dasar - Cerpen Anak, Akibat Kebohongan Raihan. Cerpen ini adalah satu dari sekian judul cerpen karya Yulinda Dwi Cahyani, S.Pd.SD. Buku dari cerpen ini sudah diterbitkan dan ber ISBN.
Akibat Kebohongan Raihan
”Ibu, Raihan pamit dulu ya? Perutku sakit, Bu.” keluh Raihan.
Raihan segera menutup Al-Qur’an dan tergesa-gesa melepas sarungnya. Kemudian pergi meninggalkan tempat sholat pelan-pelan. Di balik pintu, Raihan tertawa cekikikan sambil menutup mulutnya.
”Akhirnya masih ada ide juga untuk menghentikan tadarus malam ini.” gumamnya dalam hati.
Sementara Kinanti melanjutkan tadarus bersama Ibu. Meskipun belum lancar, Kinanti senang melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Suaranya merdu sekali. Tiba-tiba ia tersontak kaget.
”Door..door..door!!!” bunyi percikan kembang api. Ternyata Raihan sedang menyulut kembang api milik Kinanti di luar.
”Ibu…ibu, itu suara apa, Bu?” Kinan segera berlari ke teras.
“Kakak, itu kembang apiku!” Kinanti berlari dan berusaha merebutnya.
Dengan sigap Raihan menggenggam kembang api setinggi-tingginya. Kinanti pun tidak dapat merengkuhnya.
Melihat adiknya yang terus merengek, Raihan justru tertawa terbahak-bahak dan menjahilinya.
“Ayo, rebut kembang apinya jika kamu bias.” ledek Raihan.
Tangis Kinanti semakin kencang. Ia berlari memutari tubuh kakaknya dan menjinjit-jinjitkan kakinya untuk merengkuh kembang api itu.
”Raihan, hentikan. Itu kembang api milik adik!” seru Ibu. Raihan tidak menghiraukan ucapan ibunya.
”Itu hadiahku, Kak. Ayah memberiku satu batang kembang api setiap hari jika aku mau semangat tadarus.” jawab Kinanti dengan tersedu-sedu. Tiba-tiba Badu teman Raihan lewat dan menyapa.
”Hai, Raihan, sedang main apa kamu?” sapa Badu. Raihan tersentak kaget. Ia jatuh dan kembang api yang masih menyala melukai tangannya. Badu berlari membantunya. Ia memegang dan meniup tangan Raihan agar tidak terasa perih.
“Terima kasih, Badu.” ucap Raihan. Badu menuntun Raihan masuk rumah.
”Mana tangannya yang terluka, Ibu olesi salep.” kata Ibu. Raihan menyodorkan tangannya, sementara Badu tetap mendampinginya. Raihan menatap Badu dan tak berkedip melihat kaos yang dipakai Badu. Kaos Badu yang bergambar anak mengaji bersama orang tuanya mengingatkan masa kecil Raihan. Ia teringat ketika mengaji dan dipangku oleh ibunya. Sungguh menyenangkan.
“Raihan sudah selesai. Turunkan tanganmu.” ujar Ibu.
”Maafkan aku, Bu. Selama ini Raihan tadarusnya bermalas-malasan dan banyak alasan.” ujar Raihan.
“Iya, anak ibu hebat. Minta maaf juga sana sama adik.” perintah ibu. Raihan menjabat tangan, memeluk adiknya dan memberikan sisa kembang api yang masih disimpannya.
“Nah, tangannya sudah sembuh. Ayo tadarus bareng ke masjid.” ajak Badu
”Kata ustaz, tadarus itu banyak manfaatnya. Bisa berbagi ilmu, melancarkan bacaan Al-Qur’an dan akan menuai kebaikan.” imbuh Badu.
“Ayuk, siapa takut.” ucap Raihan sambil menggandeng Badu.
”Tunggu, Kak. Nanti di masjid kakak tadarusnya jangan pergi pura-pura sakit.” ledek Kinanti
Ibu dan Kinanti tertawa hangat mengenang alasan-alasan yang dibuat Raihan. Raihan tersipu malu.
”Raihan janji, Bu, akan semangat tadarusnya. Raihan tidak mau kalah pintar dari adik.” seru Raihan dengan menggandeng Badu.
Rasulullah saw bersabda: “Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mempelajarinya.” (HR. Al-Bukhari).
Itulah cerpen anak dengan judul, Akibat Kebohongan Raihan. karya Yulinda Dwi Cahyani, S.Pd.SD.
Buat sobat Guru Sekolah Dasar yang sedang membutuhkan karya - karya inovatif terkait Publikasi dalam bentuk Karya Sederhana berupa kumpulan cerpen. Sekolah Dasar menawarkan Jasa Percetakan dalam bentuk buku dan mengurus ISBN. Jika berminat hubungi email kami yang tertera dihalaman about.
Posting Komentar untuk "Cerpen Anak, Akibat Kebohongan Raihan"